Khamis, 1 November 2012

Al - Ghazali; Menjelang Hidayah: Mukaddimah Ihya Ulumiddin

"Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, ia takkan merasa takut atau pun merana. (Al-Qur'an 2:38)

"Barangsiapa dikehendaki oleh Allah untuk dibimbing, maka Dia bukakan hatinya sehingga hatinya mau menerima Islam. (Al-Qur'an 6:125)

Tujuan sejati menuntut ilmu ke-Islaman, menurut Al-Ghazali, ialah MEMPEROLEH HIDAYAH, bukan perolehan duniawi ataupun sekadar tahu. Al-Ghazali mendefinisikan takwa itu ialah menunaikan apa pun perintah Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW serta menghindar dari apa pun larangan Allah dan Rasul-Nya.

Dengan demikian, permulaan hidayah ialah mematuhi segala perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya yang menyangkut segi lahiriah manusia atau tubuh, sedangkan akhir hidayah atau ketakwaan batiniah ialah mentaati segala perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya yang menyangkut segi batiniah manusia atau jiwa.

Lebih tepatnya, ketakwaan batiniah bererti penyucian jiwa dari dosa-dosa, sedangkan ketakwaan lahiriah atau permulaan hidayah bererti melakukan kebajikan-kebajikan tubuh dan menghindar dari dosa-dosa tubuh. kebajikan tubuh dapat diringkaskan menjadi taat kepada Allah dan berperilaku baik terhadap sesama manusia.

"Katakanlah: Duhai manusia, sungguh kebenaran telah datang dari Tuhanmu. Maka barangsiapa mengikuti petunjuk tersebut, bererti ia mengikuti petunjuk tersebut hanya untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa menyimpang, maka perbuatannya itu akan menghancurleburkan dirinya sendiri." (Al-Qur'an 10:108)

"Allah kian menunjuki mereka yang mengikuti petunjuk(Nya) dan mengurniai mereka sehingga menjadi takwa." (Al-Qur'an 47:17)