Khamis, 11 November 2010

Kenapa hati tak tenang sekalipun al-Quran telah dibaca

Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan nama Allah yg Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang,

Kita semua tahu Al-Quran itu adalah penawar.Dan kita juga sering mendengar frasa ini “Dengan mengingati Allah hati-hati akan menjadi tenang.Namun, realitinya tak semua orang yg baca Al-quran hatinya tenang.Kenapa jadi begini.

Allah tak pernah menyalahi janjinya.Cuma barangkali ketenangan itu terlalu mahal untuk kita yg mungkin yg kurang beradab tatkala ingin membaca kalamullah.Aku sendiri mengaku bahawa, aku seringkali mengalami masalah ini.Barangkali kita perlu memperbaiki adab2 kita berinteraksi dengan Kalam Allah Azzawa jalla..

Adab-adab dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an

1.memilih waktu yg sesuai untuk membaca Al-Quran: bila- bila masa sahaja, masa yg paling utama sepertiga malam, di waktu kita dapat menumpukan perhatian sebaik mungkin kepada Al-quran.

Surah Al-A’raf:ayat 205

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.

Sural Al- muzammil:ayat 20
20. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran

2.memilih tempat yg sesuai. Masjid, tempat solat yg sunyi atau tak diganggu kebisingan. Dan sangat baik jika membacanya di tengah kebun yang rindang, atau dekat pohon bunga yang harum dan pemandangan-pemandangan yang menyegarkan.Dan tak menjadi masalah jika kita ingin membaca di dalam bas atau tempat yg ramai orang.Cumanya keadaan seperti ini menyebabkan kita lebih kurang menjiwai al-quran itu ketika mentadabur ayat.

3.Jangan tergopoh-gapah membaca Al-Quran. Surah Al-Qiyamah :ayat 16
16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya

4.Memilih tempat duduk yg sesuai, menghadap kiblat, duduk seperti dalam keadaan dalam solat atau yg dirasakan selesa dalam keadaan yg masih bersopan

5.Suci lahiriyah:-hadats besar-, dan bagi wanita harus suci lebih dahulu dari junub, haid dan nifas, dan diutamakan juga suci dari hadats kecil yaitu dengan selalu dalam keadaan berwudlu, agar dapat merasakan pertemuan dengan Allah. Boleh juga membaca Al-Quran –baik untuk ibadah, manghafal atau belajar dan mengajar- tanpa harus berwudhu, karena tidak ada dalil dari Al-Quran yang menegaskan akan hal itu, begitupun dari hadits-hadits Nabi yang shohih tidak mensyaratkan demikian. Para ulama juga memberikan fatwa bagi seorang wanita yang punya gairah belajar dan mengajar –guru atau murid- dalam membaca Al-Quran untuk belajar dan mengajar walaupun dalam keadaan haid atau nifas atas dasar darurat”.

6. Bertaubat meyucikan diri daripada dosa

Mensucikan sarana-sarana digunakan untuk membaca Al-Quran, membersihkan hal-hal yang berhubungan dengan kemaksiatan, dosa dan kemungkaran, karena kebersihan dan kesucian tempat merupakan syarat mendapatkan manfaat !

Bagaimana seseorang mampu membaca Al-Quran dan memahaminya dengan mata yang berhadapan dengan kotoran dosa? atau dengan telinga yang dikotori dengan dosa-dosa mendengar sesuatu yg dilarang? bagaimana mungkin seseorang mampu berinteraksi padahal hatinya terkunci, tertutup, terdapat tembok penghalang dari syubhat-syubhat, syahwat, kecendrungan berbuat maksiat dan kemungkaran, mendekati perbuatan tercela dan haram, dirusak oleh penyakit dan amal riya, ujub dan takabbur ?

7. Menghadirkan niat saat membaca Al-Qur’an, ikhlas karena Allah dan menjauhkan diri dari keinginan duniawi

8. . Mengembalikan jiwa kepada Allah dan berlindung dengan-Nya, memohon naungan-Nya, menerimanya dengan penuh keridhaan, atau

seperti orang yang tenggelam memohon pertolongan, berlepas diri dari setiap daya dan upaya, atau ilmu dan akal, pemahaman dan kecerdasan, berkeyakinan dengan penuh bahwa semua itu tidak bermanfaat jika Allah tidak menganugrahkan kepadanya ilmu dan pengetahuan.

9. Membaca isti’adzah dan basmalah, sebagaimana Firman Allah : “Maka jika engkau akan membaca Al-Quran mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk yaitu dengan membaca “Audzubillah minassyaitanirrajim”. (An-Nahl : 98)

10. Mengosongkan diri dari kesibukan dan dari menyelesaikan hajat lainnya, seseorang yang membaca Al-Qur’an hendaknya –saat membaca- tidak dalam keadaan lapar, dahaga dan dalam keadaan bimbang dan cemas, dalam keadaan dingin yang dahsyat atau panas yang menyiksa, duduk di depan televisyen, matanya membaca Al-Quran sedangkan telinganya mendengarkan televisyen, atau sambil menunggu makanan sedangkan jiwanya dan perasaannya sibuk menerima hidangan tersebut.

11. menghadirkan akal dan fikiran saat membaca Al-Quran dan memfokuskannya kepada Al-Quran saja, menghayalkan akan ayat-ayat yang dibaca, mencegahnya dari keterlantaran dan mengawang-awang dari fenomena-fenomena kehidupan, menggunakan segala celah pengetahuan, sarana tadabbur, peringkat talaqqi dalam jiwa dan perasaan, indra, akal, hati dan khayalan. Memfokuskan diri hanya kepada Al-Quran saja.

12.Khusyuk dalam membaca Al-Quran.Sehingga mampu menangis apabila membacakan azab2 Allah.Rasa kagum dengan kebesaran Allah yg digambarkan dalam Al-Quran sambil mentadabur ayat-ayat Allah…Menjiwai ayat2 yg dibaca bila ada diceritakan keindahan2 syurga kita harap Allah jadikan kita slh seorang penghuninya dsb.

13.merasakan dirinya sebagai watak di dalam Al-quran..apabila Allah berkata
Wahai orang-orang yang beriman” “Wahai sekalian manusia” “Wahai manusia”
kitalah org yg Allah maksudkan itu.

14.Apabila dibacakan ayat Al quran kepada kita hendaklah kita diam dan cuba menghayatinya.
“Dan Apabila dibacakan ayat-ayat Al-Quran maka dengarkanlah dan diamlah agar kalian dirahmati”. (Al-A’rof : 204)

Segala yg baik itu daripada Allah, dan segala yg buruk itu daripada kelemahan saya sendiri

Wallahua’lam


http://hatikumiliktuhanku.wordpress.com/2009/12/26/kenapa-hati-tak-tenang-sekalipun-al-quran-telah-dibaca/

Tiada ulasan:

Catat Ulasan