Rabu, 23 Jun 2010

JALAN MENDEKATKAN DIRI PADA ALLAH

Oleh Fadhil ZA


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Al Maidah 35)


Dalam surat Al Maidah ayat 35 diatas Allah memerintahkan kepada orang yang beriman agar bertakwa pada-Nya dan mencari jalan untuk mendekatkan diri pada-Nya. Menjadi kekasih Allah dan mendapat tempat yang mulia dan terhormat disisi-Nya adalah cita cita setiap orang yang ber-Iman. Betapa tidak… setiap orang didunia ini selalu berlomba lomba untuk merebut simpati dan tempat terhormat disisi pemimpin tertingginya masing masing, apakah itu bapak Direktur, Manager, Kepala divisi, Gubernur, Menteri, Presiden dan lain sebagainya. Mereka berlomba-lomba merebut simpati dan kedudukan dekat pimpinannya masing masing dengan harapan akan mendapat berbagai fasilitas dan kehormatan dari pimpinannya tersebut.


Jika kebanyakan manusia berebut dan berlomba-lomba untuk mendapatkan simpati dan tempat yang mulia disisi pemimpinnya masing masing, maka orang yang ber-Iman berlomba-lomba untuk merebut simpati dan tempat yang mulia disisi Allah penguasa tertinggi dialam semesta ini. Allah telah menetapkan prosedur dan cara tertentu untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Kegiatan sholat, dzikir, mengerjakan amal sholeh, menjauhi larangan-Nya, mencegah diri dan orang lain dari perbuatan maksiat adalah cara yang diridhoi Allah untuk mendapat posisi terhormat disisi-Nya. Orang yang telah mendapat pengakuan dari Allah dan mendapat tempat terhormat disisi-Nya akan mendapat fasilitas dan berbagai kemudahan dari Allah dalam segala hal.


Manusia tidak akan bisa mendekatkan diri pada Allah dengan jasadnya, karena jasad manusia sangat lemah dan akan hancur binasa dimakan zaman (usia). Manusia hanya bisa mendekatkan diri pada Allah dengan Ruhnya, karena Ruh bersifat abadi, kekal tidak akan musnah dan hancur dimakan zaman (usia). Bagi orang yang ingin mendekatkan diri pada Allah, harus betul betul memperhatikan perawatan Ruhnya. Hanya Ruh yang suci dan bersih yang dapat berjumpa dan bertemu dengan Allah didunia maupun diakhirat. Orang yang yakin akan bertemu dengan Allah, maka ia akan menemui-Nya, perhatikan firman Allah dalam surat al Ankabut ayat 5:


Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah,
maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Ankabut 5)


Pertemuan dengan Allah

Apa mungkin kita bertemu Allah ketika masih hidup didunia ini ? Kita memang tidak mungkin bertemu Allah didunia ini secara fisik, karena jasad kita memiliki kemampuan yang sangat terbatas. Jasad yang lemah bergelimang dosa tidak mungkin bertemu dengan Allah, ia akan hancur binasa berhadapan denga Nur Ilahi.


Nabi Musa pernah memohon untuk bertemu Allah secara fisik, namun jasadnya tidak mampu menyaksikan kedahsyatan dan keagungan Allah hingga ia jatuh pinsan hal tersebut dikisahkan dalam Al Qur’an surat Al A’raaf 143 :


Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. (Al A’raaf 143)


Umat Nabi Musa yaitu Kaum Bani Isra’il juga pernah meminta hal yang sama untuk menyaksikan kedahsyatan Allah secara fisik, mereka semua tewas disambar petir yang muncul dari kedahsyatan Allah yang perkasa, hal tersebut juga dikisahkan dalam al Qur’an surat Al Baqarah ayat 55-56 :


55- Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang”, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. 56- Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. ( Al Baqarah 55-56)


Dengan kemampuan jasad kita yang sangat terbatas ini kita tidak mungkin dapat bertemu dan memandang Allah dengan mata fisik kita selama hidup didunia ini, padahal Allah sangat dekat dengan kita. Ia lebih dekat dari urat leher kita sendiri, ia berada bersama kita dimanapun kita berada. Namun jangan pernah berharap dapat melihat Dia dengan mata jasmani ini. Kita tidak akan pernah mampu melihat-Nya dengan mata fisik sebagaimana disebutkan Allah dalam firmannya pada surat Al An Aam 103


Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Al An Aam 103)


Hanya Ruh kita yang mampu melihat dan berkomunikasi dengan-Nya secara nyata didunia maupun diakhirat. Karena Ruh adalah mahluk energy yang kekal, abadi, tidak akan pernah hancur dan musnah. Allah menyiapkannya untuk mampu hidup dialam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh, padang Mahsyar serta alam Syurga atau Neraka kelak.


Manusia terdiri atas unsur Ruh yang abadi dan jasad yang tidak abadi (kekal). Ketika jasad telah mati hancur dan binasa Ruh tetap hidup dialam Barzakh. Sebagaimana disebutkan Allah dalam surat Al Baqarah ayat 154:


Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu h idup, tetapi kamu tidak menyadarinya.(Al Baqarah 154)


Namun sayang kebanyakan manusia selama hidup didunia kurang memperhatikan perawatan dan kebutuhan Ruhnya yang akan hidup kekal abadi selamanya didunia dan akhirat. Mereka lebih banyak memperhatikan kebutuhan dan perawatan jasmaninya yang bersifat sementara dan hanya digunakan didunia ini saja, padahal jasmani tersebut sudah tidak berguna lagi setelah datangnya kematian.


Ruh yang sehat, selalu berdzikir mengingat Allah, dapat berkomunikasi dan memandang wajah Allah dengan segala keagungan dan kedahsyatan-Nya selama hidup didunia maupun akhirat. Ruh yang lemah, penyakitan, begelimang dosa dan kemaksiatan, tidak pernah berzikir mengingat Allah, tidak akan mampu berkomunikasi dan memandang kedahsyatan Allah selama hidup didunia dan akhirat. Ruh yang lemah bergelimang dosa dan kemaksiatan adalah tawanan syetan, hatinya tertutup dari berkomunikasi dan memandang kebesaran Allah oleh siasat dan tipu daya syetan yang sangat licik.


Bebaskan diri dari ikatan dunia

Barang siapa yang ingin memandang wajah Allah, mampu berkomunikasi dan selalu berada didekat-Nya selama hidup didunia dan akhirat, laksanakanlah semua perintah-Nya dan jauhi semua larangan-Nya. Laksanakan apa yang telah diikrarkan dalam sholat yaitu ayat 5 surat Al-Fatihah ” Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin”. Sadari bahwa anda adalah mahluk Ruh yang hidup kekal dan abadi, bebaskan diri anda dari keterikatan dengan kehidupan dunia yang tidak kekal, bersifat sementara dan akan lenyap dimakan zaman (usia). Sadari bahwa kehidupan dunia ini hanya bagian kecil dari perjalanan hidup anda yang panjang dan tidak ada batas akhirnya (unlimited). Dunia adalah tempat menyiapkan perbekalan untuk kehidupan abadi yang tidak pernah berakhir. Jangan anda tertipu oleh bujuk rayu syetan, hingga anda hanya fokus pada kehidupan dunia, tidak peduli dengan Ruh anda yang membutuhkan perawatan dan persiapan bekal untuk menempuh perjalan panjang didunia maupun akhirat.


Kita sudah merasakan betapa rumit dan beratnya perjalanan hidup didunia. Dunia adalah tempat mendewasakan Ruh, dunia adalah tempat menggembleng Ruh untuk menjadi mahluk yang tangguh, kuat dan siap untuk menghadapi berbagai kesulitan dalam perjalanan hidup yang masih panjang. Ruh yang mampu berkomunikasi dan selalu merasakan kedekatan dengan Allah, memiliki kemampuan dan ketangguhan yang prima dalam menghadapi berbagai kesulitan yang dihadapi selama hidup didunia, dialam Barzakh, padang Mahsyar dan lembah Neraka kelak.


Bagaimanapun usaha setiap orang untuk mendapatkan posisi terhormat disisi Allah tidak bisa dicapai dengan mudah begitu saja, butuh perjuangan yang ulet dan gigih. Allah akan menguji setiap orang yang berusaha mendekatkan diri pada-Nya dengan kejadian baik dan buruk. Godaan kesenangan hidup dunia dan tipu daya syetan yang licik selalu berusaha memisahkan seseorang dengan Allah secara kontinu dan terus menerus, sepanjang tarikan napasnya. Selama itu pula manusia harus melawan godaan dunia dan bisikan syetan itu.


Barang siapa yang ingin merasakan kedekatan dengan Allah, harus mampu membebaskan diri dari keterikatan dengan keinginan dunia yang berlebih lebihan. Dunia hanya bagian kecil dari perjalan hidup anda, namun sangat berpengaruh bagi kehidupan anda yang kekal abadi dan tidak pernah berakhir. Jika anda terpuruk dalam perbuatan maksiat, dosa dan durhaka pada Allah selama hidup didunia, maka tamatlah karir anda untuk menempuh perjalan hidup selanjutnya dialam akhirat yang abadi. Dengan menyadari posisi anda sebagai mahluk Ruh yang hidup kekal dan abadi, anda akan mampu menghadapi godaan dunia dengan arif. Orang yang tidak menyadari dirinya sebagai mahluk Ruh yang kekal dan abadi, dan beranggapan bahwa hidup hanyalah kehidupan didunia ini saja dan semuanya akan berakhir dengan datangnya kematian, tidak akan mampu menghadapi godaan duniawi. Hidupnya hanya tertuju pada kepentingan dunia, ia tidak peduli dengan kehidupan akhirat, orang seperti ini tidak akan mampu berkomunikasi dengan Allah, dan tidak akan mungkin mendapat tempat terhormat disisi Allah yang Maha Agung.


Mencari jalan untuk mendekatkan diri pada Allah

Dalam surat Al Maidah ayat 35 diatas Allah mengingatkan agar kita masing-masing selalu bertakwa dan mencari jalan untuk mendekatkan diri pada-Nya. Berwasilah bukan berarti mencari jalan untuk mendekatkan diri pada Allah dengan perantaraan keramat, arwah leluhur, para kyai, ulama atau perantara lainnya. Dekatkanlah diri pada Allah dengan mengerjakan ibadah dan amal saleh yang diridhoi Allah. Beberapa usaha yang dapat mendekatkan diri pada Allah antara lain:


  1. Sholat sunah disamping sholat wajib, siang maupun malam hari
  2. Rutin membaca dan mentadabburi Al-Qur’an
  3. Dzikir dan tasbih mengagungkan nama Allah diwaktu pagi, sore ataupun malam hari
  4. Berbuat baik kepada semua mahluk Allah
  5. Selalu bersyukur dengan pemberian Allah
  6. Berpuasa sunah diluar puasa Ramadhan
  7. Berusaha membebaskan diri dari kecintaan pada kehidupan dunia
  8. Sabar dan ridho atas berbagai musibah dan cobaan yang datang menghampiri
  9. Menjauhkan diri dari sifat tercela seperti sombong, ria, ujub, iri, dengki, dendam dll
  10. Menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang Allah seperti zina, judi, mabuk, khianat dll

Insya Allah jika semua hal diatas dikerjakan semata mata karena mengharap ridho dan kedekatan dengan-Nya, Allah akan menempatkan anda pada posisi “Al-Muqarrobun” yaitu orang yang dekat dan mendapat posisi mulia disisi Allah…… Amiiin…

http://www.fadhilza.com/2009/08/tadabbur/jalan-mendekatkan-diri-pada-allah.html

Tiada ulasan:

Catat Ulasan