Selasa, 19 Mei 2009

WAHYU TERAKHIR KEPADA RASULULLAH SAW

Diriwayatkan bahwa surah Al-Maaidah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu asar yaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim haji penghabisan [Wada']. Pada masa itu Rasulullah SAW berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah SAW tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah SAW bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan. Setelah itu turun malaikat Jibril AS dan berkata:

"Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."Setelah Malaikat Jibril AS pergi maka Rasulullah SAW pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah.Setelah Rasulullah SAW mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah SAW pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril AS. Apabila para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata:

"Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna." Apabila Abu Bakar ra. mendengar keterangan Rasulullah SAW itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga ke malam. Kisah tentang Abu Bakar ra. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di depan rumah Abu Bakar ra. dan mereka berkata: "Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab agama kita telah sempuma."

Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar ra. pun berkata, "Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahwa apabila sesualu perkara itu telah sempuma maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahwa ia menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah SAW. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda."

Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar ra. maka sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar ra., lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus memberitahu Rasulullah SAW tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat, "Ya Rasulullah SAW, kami baru kembali dari rumah Abu Bakar ra. dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau." Apabila Rasulullah SAW mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah SAW dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar ra.. Setelah Rasulullah SAW sampai di rumah Abu Bakar ra. maka Rasulullah SAW melihat kesemua mereka yang menangis dan bertanya, "Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?." Kemudian Ali ra. berkata, "Ya Rasulullah SAW, Abu Bakar ra. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?." Lalu Rasulullah SAW berkata: "Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar ra. adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu semua telah dekat".

Setelah Abu Bakar ra. mendengar pengakuan Rasulullah SAW, maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pingsan. Sementara 'Ukasyah ra. berkata kepada Rasulullah SAW, 'Ya Rasulullah, waktu itu saya anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu apakah anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta baginda." Rasulullah SAW berkata: "Wahai 'Ukasyah, Rasulullah SAW sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada Bilal ra., "Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fathimah dan ambilkan tongkatku ke mari." Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fathimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, "Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash]."
Setelah Bilal sampai di rumah Fathimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah ra. menyahut dengan berkata: "Siapakah di pintu?." Lalu Bilal ra. berkata: "Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW unluk mengambil tongkat beliau."Kemudian Fathimah ra. berkata: "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya." Berkata Bilal ra.: "Wahai Fathimah, Rasulullah SAW telah menyediakan dirinya untuk diqishash." Bertanya Fathimah ra. lagi: "Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah SAW?" Bilal ra. tidak menjawab perlanyaan Fathimah ra., Setelah Fathimah ra. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah SAW Setelah Rasulullah SAW menerima tongkat tersebut dari Bilal ra. maka beliau pun menyerahkan kepada 'Ukasyah.

Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar ra. dan Umar ra. tampil ke depan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash baginda SAW tetapi kamu qishashlah kami berdua." Apabila Rasulullah SAW mendengar kata-kata Abu Bakar ra. dan Umar ra. maka dengan segera beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, Umar dudukiah kamu berdua, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua." Kemudian Ali ra. bangun, lalu berkata, "Wahai 'Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah SAW oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah SAW" Lalu Rasultillah SAW berkata, "Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu." Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: "Wahai 'Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah SAW, kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah SAW" Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah SAW pun berkata, "Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah SAW "Wahai 'Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul."

Kemudian 'Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah SAW, anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju." Maka Rasulullah SAW pun membuka baju. Setelah Rasulullah SAW membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah 'Ukasyah melihat tubuh Rasulullah SAW maka ia pun mencium beliau dan berkata, "Saya tebus anda dengan jiwa saya ya Rasulullah SAW, siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan badan saya. Dan Allah SWT menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu." Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya." Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, "Wahai 'Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah SAW di dalam syurga."

Apabila ajal Rasulullah SAW makin dekat maka beliau pun memanggil para sahabat ke rumah Aisyah ra. dan beliau berkata: "Selamat datang kamu semua semoga Allah SWT mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah SWT dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku dengan kain yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan menshalatkan aku ialah Allah SWT, kemudian yang akan menshalat aku ialah Jibril AS, kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk bergantian secara berkelompok bershalat ke atasku."

Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata, "Ya Rasulullah SAW anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penemuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?." Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah Al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati."

Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, maka sakit Rasulullah SAW bermula. Dalam bulan safar Rasulullah SAW sakit selama 18 hari dan sering diziaiahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahwa Rasulullah SAW diutus pada hari Senin dan wafat pada hari Senin. Pada hari Senin penyakit Rasulullah SAW bertambah berat, setelah Bilal ra. menyelesaikan azan subuh, maka Bilal ra. pun pergi ke rumah Rasulullah SAW. Sesampainya Bilal ra. di rumah Rasulullah SAW maka Bilal ra. pun memberi salam, "Assalaarnualaika ya rasulullah." Lalu dijawab oleh Fathimah ra., "Rasulullah SAW masih sibuk dengan urusan beliau." Setelah Bilal ra. mendengar penjelasan dari Fathimah ra. maka Bilal ra. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fathimah ra. itu. Apabila waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah SAW dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal ra. telah di dengar oleh Rasulullah SAW dan baginda berkata, "Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimamkan shalat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir." Setelah mendengar kata-kata Rasulullah SAW maka Bilal ra. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah."

Setelah Bilal ra. sarnpai di masjid maka Bilal ra. pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah SAW katakan kepadanya. Abu Bakar ra. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar kosong maka dengan suara yang keras Abu Bakar ra. menangis sehingga ia jatuh pingsan. Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah tangisan sahabat dalam masjid, sehingga Rasulullah SAW bertanya kepada Fathimah ra.; "Wahai Fathimah apakah yang telah berlaku?." Maka Fathimah ra. pun berkata: "Kekecohan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid." Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali ra. dan Fadhl bin Abas ra., lalu Rasulullah SAW bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah Rasulullah SAW sampai di masjid maka beliau pun bershalat subuh bersama dengan para jemaah.

Setelah selesai shalat subuh maka Rasulullah SAW pun berkata, "Wahai kaum muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah, oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia." Setelah berkata demikian maka Rasulullah SAW pun pulang ke rumah beliau. Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada malaikat lzrail AS, "Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut ruhnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah lerlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masukiah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku."

Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah SWT maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah SAW maka ia pun memberi salam, "Assalaamu alaikum yaa ahla baitin nubuwwati wa ma danir risaalati a adkhulu?" (Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risaalah, bolehkan saya masuk?) Apabila Fathimah mendengar orang memberi salam maka ia-pun berkata; "Wahai hamba Allah, Rasulullah SAW sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat." Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW bertanya kepada Fathimah ra., "Wahai Fathimah, siapakah di depan pintu itu." Maka Fathimah ra. pun berkata, "Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi memanggil mu, dan aku telah katakan kepadanya bahwa anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga terasa menggigil badan saya." Kemudian Rasulullah SAW berkata;

"Wahai Fathimah, tahukah kamu siapakah orang itu?." Jawab Fathimah,"Tidak ayah." "Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur." Fathimah ra. tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui bahwa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sepuas-puasnya. Apabila Rasulullah SAW mendengar tangisan Falimah ra. maka beliau pun berkata: "Janganlah kamu menangis wahai Fathimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan aku." Kemudian Rasulullah SAW pun mengizinkan malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap, "Assalamuaalaikum ya Rasulullah." Lalu Rasulullah SAW menjawab: "Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut ruhku?" Maka berkata malaikat lzrail: "Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut ruhmu, itupun kalau engkau izinkan, kalau engkau tidak izinkan maka aku akan kembali." Berkata Rasulullah SAW, "Wahai lzrail, di manakah kamu tinggalkan Jibril?" Berkata lzrail: "Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, para malaikat sedang memuliakan dia." Tidak beberapa lama kemudian Jibril AS pun turun dan duduk di dekat kepala Rasulullah SAW.

Apabila Rasulullah SAW melihat kedatangan Jibril AS maka Rasulullah SAW pun berkata: "Wahai Jibril, tahukah kamu bahwa ajalku sudah dekat" Berkata Jibril AS, "Ya aku tahu." Rasulullah SAW bertanya lagi, "Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah SWT" Berkata Jibril AS, "Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti ruhmu dilangit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu." Berkata Rasulullah SAW: "Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti." Berkata Jibril AS, "Allah SWT telah berfirman yang bermaksud,

"Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga."Berkata Rasulullah SAW: "Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku." Kemudian Rasulullah SAW berkata: "Wahai lzrail, mendekatlah kamu kepadaku." Selelah itu Malaikat lzrail pun memulai tugasnya, apabila ruh beliau sampai pada pusat, maka Rasulullah SAW pun berkata: "Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati." Jibril AS mengalihkan pandangan dari Rasulullah SAW apabila mendengar kata-kata beliau itu. Melihatkan telatah Jibril AS itu maka Rasulullah SAW pun berkata: "Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibril AS berkata: "Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?" Anas bin Malik ra. berkata: "Apabila ruh Rasulullah SAW telah sampai di dada beliau telah bersabda,

"Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga shalat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu."Ali ra. berkata: "Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah SAW berkata: "Umatku, umatku." Telah bersabda Rasulullah SAW bahwa: "Malaikat Jibril AS telah berkata kepadaku; "Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang selalu membaca selawat untukmu, kalau sesiapa yang mengambil seekor ikan dari laut tersebut maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu."

Rabu, 13 Mei 2009

Kasihlah Allah jgn kasihnya sesama manusia berlebihan, kelak akan binasa

tersentap ... tak ku duga... pedih... ngilu terasa .. langkah awal yang di penuhi harapan indah.. kini... terhakis... terdiam membisu... lemah longlai...

... setibanya aku... tiada lagi sinar kasih dari pandanganmu... kini harapanku semakin pudar... tapi ..... kugagahi juga... akhirnya... terciptalah sejarah dlm hidupku... pedih terasa.. tak dpt ku tahan lagi... seakan terhenti jantung menahan perasaan... kini... baru ku tau... baru ku akui.... harapan yang ku simpan selama ini.. tinggal harapan cuma.... baru ku sadari... kasih pada manusia tak boleh dipaksa... aku akur dengan keadaan..

kini... aku disini.. redha... dan bersyukur.. kerna membuka mataku...tiadalah kasih yang terhebat selain kasih dari-Nya... aku abdikan hanya kerana-Mu ya Allah.. terima kasih ya Allah dengan petunjuk dari-Mu.. pedih tapi tenang... pedih tapi aman...

Sabtu, 9 Mei 2009

cinta di dasar hati (part one) - babyotai

"Abang pegi dulu ye. Ade hal lagi yang perlu diuruskan selagi belum pulih segalanya. Abang tak sangka dia sanggup buat abang macam ni."

"Abang takkan mungkiri janji kan, pasal perjanjian kita?" tanya ku inginkan kepastian.

Dia merenungku tajam sambil merenung ke arah perutku dan tersenyum. "tapi kalu Lia mengandung macam mane? Itu abang akan fikirkan kemudian. Ini kad kredit abang. Lia gunala untuk keperluan Lia."

Mengandung? Apa yang dia maksudkan. Menyentuhi aku pun tidak, masakan boleh mengandung. Argh…. Betulkah tindakan aku ini. Ya Allah Kau berilah petunjuk kepada hamba-Mu yang lemah ini. "Lia, suami kau dah nak pergi ni?" teriakan mak menghentikan lamunanku… perginya dia selamba jek.. tapi terdetik keresahan dihatiku… kenapa? Apakah?... walau perkahwinan ini seketika Cuma, tapi aku tetap seorang perempuan yang berstatus isteri yang harus menjalankan tugas sebagai seorang isteri… tangannya ku salami dan ciumi…. Entah... perasaan aneh meresap masuk ke lubuk hatiku… ku pandang wajahnya… tenang… dia menarikku mendekatinya… direnunginya aku lalu dikucupi hangat dahiku… "terima kasih di atas kesudian Lia.. dan abang mintak maaf melibatkan Lia dalam masalah rumah tangga abang ".

Dia berlalu pergi membawa seribu persoalan dibenakku… apakah episod yang akan berlaku seterusnya… entah.. hanya Allah yang mengetahuinya… "Lia, masuk sayang, dah nak senja ni… tak elok duduk kat luar rumah." Teguran mak menghentikan persoalan yang berlegar difikiranku.

Aku berlalu ke bilikku. Berbaringan sementara memandang kosong ke setiap sudut bilik ku. Aku tak tau apakah status aku… aku tak tau tindakan aku… tapi yang pasti keluargaku merestui apa yang terjadi… argh.. kacau… kedengaran sayup-sayup azan berkumandang menandakan masuknya waktu maghrib.. aku tak boleh terus-terusan berkeadaan sebegini… aku tidak boleh menaruh harapan terhadap perkahwinan sementara ini. Ini hanya untuk seketika Cuma…

"Ya Allah kau berilah petunjuk dalam setiap perjalanan hidupku.

Ya Allah kau bimbingilah daku seorang hamba-Mu yang lemah dalam menyusuri kehidupan yang penuh panca roba ini.

Ya Allah kau bantulah daku menjadi hambamu yang solehah, isteri solehah, anak solehah dan ibu mithali.

Ya Allah kau kurniakanlah daku zuriat yang baik-baik, bijaksana dan baik akhlak serta rupa parasnya.

Ya Allah kau bantulah daku menjauhi dari segala segi kemaksiatan, pengzinaan, sifat angkuh dan sombong, hasad dan dengki.

Ya Allah kau tetapkanlah iman didadaku ini.

Ya Allah, amin, amin, amin, ya robbal alamin."

Terasa tenang dihatiku. Perutku sudah mula menyanyi-nyayi minta diisi. Ape lagi, aku terus menuju ke dapur mencari sesuatu untuk dimakan. Entah kenapa aku terasa begitu sepi sekali. Apakah sebenarnya yang aku alami. "kring!kring!kring!" handphone aku berdering. erm.. sape pulak dah telefon malam-malam ni… dah la lapar ni… gumamku sendirian ..

"hello, assalamualaikum".. sunyi.. "hello, sape ni… nak bercakap dengan siapa?'… "waalaikumsalam. Lia abang ni." Sunyi .. "oh, abang. Dah sampi ye?" "ha'ah dah sampi pukul 8.00 malam tadi. Lia dah makan.? " "baru nak makan. Tadi tak rasa nak makan, tetiba lapar pulak. Abang dah makan?

"Belum, abang tak rasa nak makan. Sunyi jek, mana yang lain. "yang lain dah masuk bilik masing-masing. Dah pukul 10.30malam kan, dia orang ade yang nak pegi keje nak pegi sekolah… tadi dia orang ajak Lia makan sekali.. tapi tak rasa lapar lagi.. dia orang dah makan dulu.

"Lia, abang mintak maaf dengan apa yang berlaku. Abang rasa bersalah sangat dengan apa yang berlaku. Abang tak tau nak balas macam mane jasa Lia pada abang. "

"Hidup ni ibarat roda. Sekarang masa Lia tolong abang. Esok lusa belum tau lagi nasib Lia Bang. Dah la jangan fikirkan itu semua. Abang uruskan semua urusan elok-elok. Lagi cepat selesai lagi bagus. "

"Lia, abang tanya satu soalan boleh?"

"Apa dia?"

"Kalau abang tak nak lepaskan Lia?"

Ya Allah apa lagi musibah yang akan melanda. Aku terdiam.. kelu lidah … xtau ape yang harus aku ungkapkan.. apakah rasa hati ini.. masih tercari-cari… tak tau.. kabur… entah…

"Bagi Lia masa".

Terdengar keluhan darinya.. "Lia fikirkan la. Abang takkan persiakan Lia. Bagilah abang peluang. Pegilah makan nanti jatuh sakit susah hati abang nanti".

"Selamat malam Lia. Jaga diri elok-elok. Fikirkanla sebaik-baiknya untuk kebahgiaan Lia dan semua. Sesungguhnya abang sudah mula merindui Lia".

"Selamat malam sayang. Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam"…sunyi…talian diputuskan..

Argh … buntu.. apakah ini semua… Ya Allah kau tunjukkanlah apakah hikmah disebalik apa yang terjadi ini. Terbantut selera aku… aku hanya mampu merenungi nasi dan lauk kegemaranku… kari ayam kampung dan sayur peria goreng serta ulaman seperti pegaga, kacang botol dan timun.

"Lia, kenapa termenung ni sayang. Tak baik membazir.. makanla sikit.. nanti perut kosong masuk angin. Lagipun lia kan gastrik.. nanti sakit semula…Lia, mak mengerti situasi Lia. Dalam situasi macam ni mak tak boleh nak buat apa. Semuanya terpulang pada Lia untuk menentukannya. Mak dan abah pun rasa serba salah dengan apa yang berlaku. Tindakan Lia tindakan yang baik, niat yang baik, untuk menolong Reez.. tapi mak takut itu akan menyebabkan Lia makan hati lama-lama nanti. Dua-dua mak sayang. Mak tak nak hilang salah satu. Mak tak tau apakah kebaikan disebalik apa yang terjadi. Tapi mak nak Lia tau.. mak sentiasa bersama Lia".

Pelukan mak sedikit sebanyak menguatkan lagi semangat ku…

"Makanlah. Mak temankan. Mak nak minum kopi ni, Lia nak jugak?".. aku mengangguk.

*********************************************************************

Rabu, 6 Mei 2009

confident, no confident, over confident

confident

bagus kalu confident ni... orang mesti percaya dengan ape yang kita cakap... ni bagus la sangat untuk orang yang keje as promoter... nak yakinkan client..customer... confident kene develop untuk menambahkan tahap keyakinan diri... lagipun sifat teragak-agak ni kadang xbaik... xbagus... macam menggalakkan jadi seperti ;lalang... xtetap pendirian... orang lain pun kadang2 menyampah dengan orang yang kurang keyakinan diri ni... yeler nak plak berdampingan dengan orang yang memang tahap confidentnya tinggi.... confident amat perlu dalam apa jua bidang.. as a first step to move forward.. develop your confident... how?..

no confident

actual no such word no confident.. tp lebih tepat macam low confident la... x confident... ya.. kadang2 ade certain thing yang impossible... so kat situlah wujudnye no confident.. so dalam condition macam ni just pray fr miracle.. and confident dengan the PRAY la.. wakakaak.... x confident ni xbrapa elok sangat.. sebab dia boleh melimitkan performance la... affect performance.... if u have a good thing to be published tp xconfident nak present.. it may affect the attention of the audience or target population la... as i mentioned before.. x confident ni kadang2 wat member2 nyampah ... macam develop situasi was2. prasangka buruk and negative thinking.. yang boleh timbulkan banyak persoalan dan masalah... erm.. bukan itu saja... boleh menyebabkan otak banyak fikir.. hati gundah gulana dan jatuh sakit... betul tak?... so from now and onwards try to develop your confident....

over confident

ni yang best ni... confident memang penting... tapi kalu dah ter over confident ni ... wakakaka.. watch out!!!!!... kadang2 boleh menyebabkan timbulnya keangkuhan, bongkak, sombong diri, ego, dan boleh jugak sebabkan frust menonggeng.... so kajilah tahap confident korang... over confident ni x la digalakkan sebab kadang2 boleh sebabkan orang berhampiran kita terasa hati ker... beware of your words... tp ... itula.. kadang2 words yang kita cuba sampaikan bermaksud lain tp orang interpret lain... anyway.. ade certain kata2 yang obviously x elok tu.. it can give sense la.. unless u xdek feeling.. wakakaka.. berbalik pada over confident tadi... ade gak certain orang ni dia ske cakap besar.. sound macam dia best... over the confident level yang kita anggapla... nak tau sebab ape.. inner orang yang macam ni kadang2 sangat la low... deep inside... dia ni bercita2 besau.. tapi xdek pape pun achievement.. tp nak sedapkan hati.. cakap.. pergh... pum pang.. pum pang... macam dia ar the best in the world... wakakaka... so over confident ni... xbagus... tul tak?...

Isnin, 4 Mei 2009

SETIAKU DI SINI (part 2)

Aku bertemu Datuk dan meminta diri untuk pulang. Alasan yang ku berikan adalah aku kurang sihat. Aku meminta maaf kerana tidak dapat menunggu sehingga majlis itu selesai. Dilla pula lebih senang berbual-bual dengan Iskandar. Cuba nak kenal-kenal dulu katanya selepas aku memberitahunya tentang perasaan Iskandar beberapa hari yang lalu. Keadaan yang agak bising di situ menyesakkan nafasku. Sebenarnya aku cuba mengelakkan diri dari bertembung dengan Haikal. Aku tak tahu kenapa.. tetapi bila teringatkat dia yang sudah beristeri lain.., hatiku terluka. Setiap kali terpandangkan wajahnya, perasaanku tiba-tiba berdebar. Aku lebih banyak menghabiskan masaku berbual-bual dengan Hisyam. Dari jauh aku tahu yang dia seperti memerhati segala gerak geriku bersama Hisyam. Sesampai di rumah aku merehatkan badan untuk seketika. Aku cuba memejamkan mata namun wajah itu masih bermain-main di fikiranku. Aku terus ke bilik air untuk mandi. Aku harus melakukan sesuatu agar aku dapat melenyapkan wajah itu dari ingatanku walaupun untuk seketika. Hampir luruh jantungku bila terpandangkan sesusuk tubuh yang sudah berdiri membelakangkan pintu utama sewaktu aku turun ke ruang tamu setelah selesai sembahyang Isyak. Kakiku kaku tiba-tiba. Denyutan jantungku bergerak pantas sekali. Bala apa pula yang ada di hadapanku sekarang ini… “Haikal…, apa you buat di sini. Macam mana you boleh masuk..? “Abang nak cakap dengan Hani.. Abang perlukan penjelasan tentang apa yang abang nampak di rumah Datuk Zailan tadi. ” “Penjelasan apa… ” “Kalau tak ada apa-apa antara Hani dan Hisyam… takan Hisyam begitu mesra sekali melayan dan berada di sisi Hani sepanjang masa. Is he meant something for you? Adakah dia yang Hani maksudkan tempohari… ? ” “Jangan fikir yang bukan-bukan. Hubungan kami tak lebih dari seorang kawan. ” “Kalau Hani perlukan kawan lelaki… abang kan ada ? Abang boleh beri lebih dari apa yang dia mampu berikan pada Hani. I’m more than willing to do anything anything for you honey. ” Haikal menghampiriku. Dia menarikku lembut ke dalam pelukkannya. Tapi aku menolak dengan sekuat hati kerana aku takut berada terlalu hampir dengannya. “ Jangan Haikal. Jangan buat begini pada I. Eventhough I tak pernah minta di bebaskan, tapi I sendiri tak pasti apakah hubungan kita yang sebenarnya. I tak tahu samada kita masih sah sebagai suami isteri dan I tak tahu sama ada semasa you melafaskan nikah empat tahun yang lalu, adakah you melafaskan dengan niat dan dengan hati yang ikhlas. Yang I tahu semuanya…., dari A to Z adalah lakonan semata-mata. Please Haikal, you baliklah. I tak mahu perkara-perkara yang tak di ingini terjadi.” Aku cuba memujuknya lagi kerana dia masih belum berganjak dari tempatnya. “Haikal… tolonglah... I tak mahu jiran-jiran memandang serong pada I. Dilla pun tak ada. Kalau kita kena tangkap basah nanti, mana I nak letak muka ni. Dan yang paling penting, I malu pada Dilla. I tak mahu dia tahu apa yang terjadi sekarang. I tak mahu dia lihat you dalam rumah ini Please Haikal. Baliklah kepangkuan isteri you. Mungkin dia lebih perlukan belaian you. ” Walau aku sendiri begitu merindui dirinya , namun aku tidak boleh tewas dengan kehendak diriku sendiri . Akupun punya perasaan, akupun punya hati dan akupun punya keinginan. dan …ahhhh perasaaan ini…Ya Allah ya tuhanku, tolonglah hambamu ini. Aku tidak mahu tewas dengan nafsuku sendiri. Aku tahu bila-bila masa sahaja Dilla akan balik. “Please Haikal , you baliklah. Kasihanilah I. It’s almost 11.00 malam. Dilla akan balik anytime dari sekarang. I tak mahu Dilla lost respect dengan I kerana dia tidak tahu cerita yang sebenar. ” Haikal terus menghampiriku tanpa sebarang kata-kata. Hanya matanya sahaja yang tajam merenungku. Aku semakin berdebar. Tak mungkin aku boleh lari lagi. Belakangku sudah bersandar pada dinding .Haikal terus mara.. Dia berhenti betul-betul di hadapanku. Dia bersuara akhirnya. “Hani, Hani buang abang jauh sekali…. Seperti abang tidak punya nilai langsung di mata Hani. Teruk sangatkah abang ni .” Tersentuh juga hatiku mendengar keluhannya. “ Baiklah, esok… abang akan bawa Hani ke pejabat Kadi. Abang akan buktikan bahawasanya Hani masih isteri abang yang sah. Selagi Hani tidak menuntut fasakh di Mahkamah Syariah sebelum ini yang Hani ditinggalkan selama empat tahun tanpa nafkah zahir dan batin , selagi itulah talak masih tidak jatuh. Dan kita tidak mungkin didakwa kerana berkhalwat. Abang masih simpan surat nikah kita. Tapi sebelum abang balik, abang pohon dari Hani. Berilah abang peluang untuk buktikan pada Hani yang abang sebenarnya sudah mula mencintai Hani .Abang sudah mula menyayangi Hani sejak empat tahun yang lalu. Sejak abang membawa Hani kesana- sini untuk menguruskan pernikahan kita yang terdesak di saat-saat akhir. Tapi abang tidak berpeluang menyatakannya kerana abang tidak mahu Hanis menganggap abang tidak ada pendirian. Seolah-olah abang boleh menukar cinta abang overnight. Dan yang lebih membuat abang pendamkan perasaan abang ialah, abang tahu yang ada seseorang yang sememangnya meminati Hanis walaupun abangtidak pasti samaada Hanis sendiri menyintai pemuda itu . Empat tahun Hanis…. Empat tahun abang cuba pendamkan rindu abang pada Hanis. Tapi malam ini abang sudah tidak terdaya. Maafkan abang ,…. Maafkan abang kerana menyakiti Hanis.” Aku sendiri yang terdiam kali ini mendengar kata-katanya. Aku tidak pasti adakah ianya lahir dari hatinya yang ikhlas atau dia Cuba meraih simpatiku. Sedangkan dulu dia boleh berlakon masakan tidak sekarang. Aduh…aku jadi bingung sendiri. Yang mana satu harus aku percaya. Kata-katanya atau gerak hatiku sendiri…. “Sorry Haikal, I akan hanya lunaskan permintaan you selepas kita ke Pejabat Kadi esok dan selepas confirm yang kita masih suami isteri yang sah.” Aku gagahkan juga bersuara. akhirnya walaupun dalam keadaan nafas yangtersekat-sekat. Sambil itu dengan segala tenaga yang masih ada ,aku menolak badannya yang sasa itu sekuat hatiku. Aku merenung ke lantai. Tak terdaya rasanya bertentang mata dengan Haikal . Aku tahu apa yang tersingkap dari renungan matanya. Aku masih membatukan diri. Aku keliru samada harus mempercayai lelaki ini atau tidak. Apapun aku harus pastikan dia keluar dari rumah ku secepat mungkin sebelum Dilla balik. Setelah agak lama berkeadaan begitu, dia akhirnya bersuara. “Kalau Hanis masih sangsi dengan Abang, Hanis buatlah keputusan selepas kita ke pejabat Kadi esok. Abang akan akur dan hormat dengan apapun keputusan Hanis. Tapi sebelum itu izinkan abang…….” Antara sedar dengan tidak… tiba-tiba kami dikejutkan dengan satu sergahan. Dilla sudah berdiri di muka pintu dengan mulutnya yang melopong. Aku lantas melonggarkan rangkulan Haikal dan meloloskan diri ku dari nya. Ku usap bibirku yang masih besisakan kehangantan ciuman Haikal dengan belakang telapak tanganku. Aku jadi kaku. Apa yang aku cuba hindarkan sudah berkecai kini dengan kelekaan, kelalaian dan kebodohan ku sendiri. Hinggakan aku tidak sedar bunyi kereta berhenti di hadapan rumah. Aku rasa mukaku merah padam mungkin semerahmuka Dilla sekarang. Tapi lelaki ini masih mampu tersenyum. “Astagfirullahhal a’zim….Hanisss …Encik Haikal, apa yang you berdua buat ni.” Suara Dilla keluar juga akhirnya. “Hanisss, tak sangka betul aku yang kau sanggup buat kerja terkutuk ni. Selama ini kau yang nasihatkan aku ,ini tak bolehlah , itu tak betullah tapi alih-alih kau lebih teruk dari aku.Encik Haikal pun satu, dah beristeri tapi masih makan luar. Di pejabat pura-pura baik konon. Suami misali. Tak pandang perempuan lain. Tapi di belakang , buaya besar rupanya.” Dilla masih bersuara dengan nada marahnya. Airmata mengalir ke pipinya. Laju sekali. Seperti yang ku sangka ,Dilla betul-betul marah dengan apa yang dilihatnya. Aku mesti membetulkan keadaan. Aku tidak mahu Dilla terus-terusan memandang serong padaku . Aku betul-betul malu dengan Dilla. Aku cuba memandang Haikal dengan harapan dia yang akan memberikan penjelasan. Tetapi dia terus duduk disofa di ruang tamu itu. “Dilla, maafkan aku. Tapi percayalah, tak ada yang lebih buruk berlaku seperti apa yang kau fikirkan. Aku bukanlah sejahat yang kau sangkakan. Aku masih punya harga diri.” Sebenarnya aku harus berterima kasih pada Dilla, kerana kalau dia tidak balik tadi aku tidak tahu apa yang akan terjadi antara aku dan Haikal. Kerana aku sendiri sudah hilang pertimbangan dengan belaian Haikal tadi. “Kau tipu aku Hanis. Kalau orang bodoh sekali pun tahu apa yang dah berlaku bila tengok keadaan kau dan encik Haikal. ” Kata Dilla dalam esakkannya. Aku tahu Dilla marah padaku dan dia mungkin seperti aku juga yang tidak pernah menyangka perkara seperti ini akan terjadi sekarang. Haikal bangun lalu membetulkan bajunya. Dia mengeluarkan sesuatu dari saku seluarnya . Dia kembali duduk di sofa dan memandang ke arahku yang sedang memeluk Dilla. Haikal bersuara jua memecahkan tangisan Dilla. “Dilla, saya rasa dah tiba masanya untuk Dilla mengetahui keadaan yangsebenar.” Dilla seperti tidak mahu memandang Haikal. Aku tahu mungking salah satusebabnya ialah dia pernah menaruh hati yang teramat sangat pada Haikal tetapi terpaksa memujuk hatinya sendiri bila ku beritahu yang Haikal sudah beristeri.Tetapi yang silapnya aku sendiri yang terkesima dengan bicara romantis, pujukan dan belaian Haikal tadi. “Dilla, sebenarnya….. Hanis adalah isteri yang saya kahwini empat tahun yang lalu.” Dilla agak terkejut dengan kenyataan Haikal itu. Dia memandang antara aku dan Haikal silih berganti seperti ingin meminta kepastian. “Ini surat nikah kami kalau you tak percaya”. Sambung Haikal sambil bangun dan menghulurkannya pada Dilla . Dilla mengambilnya dengan tangan yang terketar-ketar. “Saya harap yang selebihnya Hanis akan ceritkan pada Dilla nanti. Yangpentingnya , apa yang Dilla terlihat tadi adalah sesuatu yang ‘halal.’untuk kami. Sebenarnya Dilla, I ni suami yang dia tak mahu declare…. . Beritahu I Dilla ,teruk sangatkah muka I ni sampai ‘isteri’ I sendiri Reject I ?” Haikal masih sempat berjenaka dengan Dilla. Merah padam mukaku menahan malu yang teramat sangat pada Dilla. Mahu tak mahu akhirnya Dilla ketawa juga dengan jenaka ‘bodoh’ Haikal tu. Lega rasa hati ku bila Dilla sudah mula tersenyum. “Kalau saya tahu tadi ada ‘drama’ 18sx, saya siap bawa kamera sekali ambil gambar, enlarge kan dan kemudian display kat office , biar satu office tahu. Nak sorok sangat, sekarang apa dah jadi. Kau tu Hanis, kau banyak ‘berhutang’ dengan aku rupanya..” Kata Dilla sambil mencubit pehaku. Masih ada sisa esakkan pada suaranya. Aku bersyukur, Dilla boleh menerima kenyataan ini juga. “Nah , ambil balik surat nikah ni. Jaga jangan sampai hilang pulak.” “InsyaAllah, ianya tak akan hilang Dilla. I akan menjaganya macam mana I jaga diri I sendiri. Inilah satu-satunya tanda yang I ada, sebagai bukti bahawasanya Sharifah Hanis Sofea bt Syed Mohd. Aidid adalah isteri kepada Mohd Nazeem Haikal bin Datuk Mohd Kamarul. yang sah sejak empat tahun yang lalu. Ianya masih akan kekal begitu sampai bila-bila selagi ‘isteri’ I mahukannya begitu. ” “So Honey, I leave it to you to explain to Dilla the rest of the story. Dan jangan lupa esok Abang jemput Hani pukul 10 .00 pagi. Once everythings is confirmed. There’s no more objection. Okey…, bye.” Haikal lantas meninggalkan kami selepas kata-katanya itu.

6
“Dilla…, sebelum aku beritahu kau cerita yang sebenarnya, aku betul-betul minta maaf atas apa yang terjadi tadi. Itu semua di luar jankaan aku. Aku betul-betul tak sangka yang dia akan ikut aku balik. Tapi Dilla… bila kau marah tadi ,kecut perut aku dibuatnya. Aku malu betul dengan kau… ” “Hanis, kau kenal aku dah lama, dah lebih tiga tahun. Aku akan percaya segala kata-kata kau selagi kau jujur dengan aku. Yes. I admit, masa mula-mula tengok kau berdua dalam keadaan yang macam tu, aku marah betul pada kau. Tak sangka orang yang aku respect selama ni berkelakuan lebih teruk dari…, ” “Lebih teruk dari apa….?” “Sorry Hanis, aku tak sanggup nak habiskan.. Aku rasa bersalah pulak. Tapi kau tu pun satu, kenapa harus sembunyi-sembunyi. Kalau aku tak tengok surat nikah kau tu tadi mampus aku tak percaya. Tak sangka aku, rupanya orang yang aku admire selama ni, husband kepada kawan baik aku sendiri. Eh, kau Hanis, malunya aku dengan apa yang dah aku beritahu kau dulu mengenai perasaan aku pada encik Haikal tu. Please Hanis, kau buat-buat lupa dan kau pretend yang kau tak pernah dengar apa-apa dari aku selama ni okey. ” “Tapi akupun hairan macam mana dia boleh masuk sedangkan pintu berkunci. Kau pun tahu kan selama kita tinggal serumah, kau sendiripun tak pernah tengok aku berpakaian begini. Tak kan aku nak pakai macam ni kalau aku tahu dia nak ceroboh rumak kita…, macam nak menempah maut saja. Sebenarnya Dilla, aku sendiri terperanjat, bila aku turun saja, dia dah tercegat depat pintu.” Are you sure memang tidak ada apa-apa yang terjadi tadi… ” “Percayalah Dilla, tak ada apa-apa yang aku sembunyikan dari kau.” “Aku tak fahamlah kau orang berdua ni Hanis. Apa yang sebenarnya yang berlaku dan apa sebenarnya yang nak kau sembunyikan? Kenapa you all tak tinggal serumah. Since Encik Haikal tu husband kau, kenapa kau macam nak tolak dia saja.” “Ceritanya begini… Aku mula kenal Haikal masa aku balik bercutidari London dulu. As you know, akukan anak tunggal dan anak yatim piatu.Kepulanganku diuruskan oleh abang kepada arwah ayah aku yang aku panggil abah. Keluarga dia lah yang memelihara aku sejak parents aku meninggal. Aku terlalu terhutang budi kepada mereka. Walaupun abah dan ummi sudah punya tiga anak sendiri, namun kasih sayang mereka tidak pernah berbelah bahagi pada ku. Aku hidup dalam segala kemewahan. Apa yang anak-anak mereka dapat, itu jugalah yang aku dapat. “Sebenarnya…, Kak Milia, iaitu anak sulong abah dan ummi adalah tunang Haikal. Aku balikpun adalah atas permintaan kak Milia untuk menjadi pengapit di hari bahagianya itu. Haikal dan kak Milia yang menjemput aku di Airport. Walaupun aku dah pernah lihat Haikal dari gambar-gambar yang kak Milia kirimkan padaku. Tapi bila terpandangkan orangnya, hatiku sendiri mengakui akan kekacakkan dia.Ia lebik kacak dari dalam gambar yang aku lihat sebelum ini. Beruntung kak Mila fikirku. Menurut kak Milia, mereka berkawan sejak di matrikulasi lagi. ” “Kalau dia tunangan sepupu kau , tak kan kau tergamak nak kebasnya, tambahan pula keluarga itulah yang membesarkan kau. Kau ni biar betul Hanis..” “Dilla, kalau kau nak sampuk, baik aku tak payah cerita.” “Teruk la kau ni Hanis. Moody sangat semenjak dua menjak ni. Okey.., aku diam ni. Sambunglah ….” “Nak di jadikan cerita, di antara kawan-kawan kak Milia , ada yang cemburukan hubungan dia dan Haikal. Kalau tak silap aku namanya …Mimi. Si Mimi ni dah mencintai Haikal sebelum Haikal approached Kak Milia Lagi. Bila mereka dah Graduate dari USM, abah nak nikahkan mereka sebelum sama-sama buat Master di US. Tinggal seminggu sebelum tarikh nikahnya, Haikal kena tangkap khalwat dengan Mimi. Semua ni atas rancangan Mimi yang irihati pada kak Milia. ” “Kak Milia apa lagi mengamuk habis dia dengan Haikal. Kak Milia tak boleh terima kenyataan yang Haikal di perangkap oleh Mimi walaupun berkali-kali Haikal merayunya dan Mimi sendiri mengaku setelah di paksa oleh ayah Haikal, Datuk Kamrul. Tepuk sebelah tangan tak akan berbunyi kata kak Milia. Abah dan ummi sendiri gagal untuk memujuk kak Milia. Dia cakap, sebelum kahwinpun Haikal dah berani buat , esok kalau dah kahwin, tambahan pula mereka akan terus ke US selepas itu, lagi panjanglah langkah Haikal. Dia terus memutuskan pertunangan mereka dan terbang ke US sebelum hari pernikahan tu. So….” “So, kau lah jadi galang gantinya ye…” “Yes, demi untuk menutup malu keluarga kedua belah pihak kerana segalapersiapan sudah diatur dan kad-kad jemputan sudahpun diedarkan, aku merelakannya. Tapi dalam masa yang sama, adik kedua kak Milia, Syed Hafiz, ada menaruh hati pada aku. Abah tak tahu tentang kami pada masa tu, tapi Haikal tahu kerana Hafiz pernah memberitahu Haikal. Haikal juga terpaksa menerima aku untuk menutup malu yang secara tak langsung berpunca dari dirinya sendiri. So secara tak langsung juga cinta Hafiz terpaksa ku tolak. Hafiz faham dengan keadaan ku. Kerana ini jugalah caranya untuk menutup aib keluarganya sendiri. ” “So dalam seminggu itu jugalah, Haikal membawa ku kesana kemari untukmenguruskan segala-galanya yang berkaitan dengan pernikahan ‘bidan terjunku’ itu. Dan dalam masa itu jugalah berputiknya cinta ku kepada Haikal yang aku lihat sungguh bertanggung jawab. Tapi aku pun tak pernah tanya Haikal macam mana dia boleh terpedaya dengan Mimi sehingga mereka di tangkap khalwat, sebab masa tu aku sendiri tidak tahu perasaan Haikal padaku.” “Masa hari pernikahan tu orang tak perasan ke , yang bertunang orang lain dan yang dinikahkan orang lain. ?” “Kami dinikahkan oleh abah di Masjid. Hanya saudara terdekat yang sudah di beritahu cerita yang sebenar hadir. Tapi masa kenduri kahwin kami, ada juga yang menyedarinya. Ada yang bertanya dan ada yang tidak. Dalam majlis itu jugalah Haikal menciumku untuk pertama kalinya. Aku jadi tergamam seketika kerana Hafiz juga hadir di saat itu. Tapi semua itu sudah tidak dapat di elakkan. Semua itu adalah atas permintaan tetamu yang hadir dan juga jurugambar yang di tugaskan untuk mengambil gambar kami sepanjang hari tu. ” “Hmmm…malam pertama kau macam mana?” “Tak ada , tiada malam pertama buat kami kerana itu adalah atas permintaan ku yang masih belum bersedia kerana segala-galanya berlaku terlalu pantas. I’m not well prepared. Itu adalah ‘deal’ ku dengan Haikal setelah aku bersetuju untuk menjadi pasangan bidan terjunnya. Lagipun dia mungkin faham yang aku masih belum bersedia. “So macam mana Hafiz sekarang?. Adakah dia masih menyimpan cintanya.?” “Itu jugalah yang Haikal fikirkan Dilla. Dia ingat yang aku masih menyintai Hafiz dan kononnya atas sebab itulah aku menolak untuk menerima cintanya hingga ke saat ini. Hafiz sebenarnya sudahpun bertunang . Haikal tahu itu tapi dia masih rasa sangsi kerana katanya, he should learn from the past mistake.Maksudnya sedangkan jodoh dia dengan kak Milia yang hampir pasti menjadi isterinya pun putus di tengah jalan tak mustahil kalau Hafiz akan mencari ku semula selepas aku di tinggalkan terlalu lama. Hafiz sudah bertunang dan akan berkahwin dalam waktu yang terdekat ini. ” “Mimi dan kak Milia kau tu macam mana pula?” “Mimi akhirnya memang kena tangkap basah. Tak salah aku, abah aku cakap , tiga bulan selepas majlis perkahwinan aku dan Haikal.” “ Tapikan Hanis kalau bukan kerana Mimi le, Haikal mungkin tidak akan menjadi suami kau kan.. At least ada juga baiknya plan si Mimi tu kan…” Sampuk Dilla sambil tersenyum.. “Dan Kak Mimi pula, walaupun dia tak pernah pulang ke sini sejak kejadian itu, tapi kami masih terus berhubung. Dia memang meyesali akan tindakannya yang terburu-buru itu. Cinta yang mereka semai sejak hampir lima tahum itu berakhir dalam sekelip mata dengan tindakkan yang kak Milia ambil tanpa berfikir panjang. Ikut darah muda kata ummi yang turut menyesali akan sikap anak sulongnya itu. Dan ummi pula, setelah mengetahui yang Hafiz menyintaiku, tak henti-henti meminta maaf dariku kerana katanya mereka seolah-olah mengatur jalan hidupku dengan meminta aku mengahwini Haikal sedangkan Hafiz menyukaiku.“ “ Tapi lain pula dengan abah, dia bersyukur yang tiada jodoh di antara aku dan Hafiz. Kerana katanya Hafiz sendiri boleh mewalikan aku sekiranya abah aku sudah tiada. Hafiz ialah warisku yang kuat dan sejarah perubatan pernah membuktikan bahawa anak-anak yang lahir dari ginetik ini mungkin tidak sihat atau sindrom down. Actually selepas setahun kejadian itu baru ummi berani menceritakan tentang perasaan Hafiz terhadap aku pada abah. ” “Tadi kau kata, yang mereka telah ke US untuk sama- sama buat Master. Tak kan mereka boleh bertahan kalau setiap hari bertentang mata. Tak kan Haikal tak boleh pujuk kak Milia kau tu ? Sekarang Kak Milia kau tu dah berkawin ke belum?” “Setahu aku belum, kerana katanya dia terpaksa mengambil masa yang lama untuk mencari lelaki yang sebaik Haikal. Dan oleh sebab ini jugalah lah aku takut jika aku sudah benar-benar menyintai dan menerima Haikal dalam hidupku, tiba-tiba , cinta mereka mungkin akan bersatu semula. Aku tak sanggup rasanya untuk menerima hakikat itu nanti. Dari apa yang kak Milia beritahu ummi, Haikal telah minta ditukarkan ke University di daerah lain. Memang mereka ada berjumpa tetapi Haikal tak pernah melayan kak Milia lebih dari seorang kawan. Dari itu kak Milia buat kesimpulan bahawa Haikal masih marahkkan dengan tindakan yangdiambil kak Milia dulu dan cinta Haikal tak mungkin dimilikinya lagi. ” “Tapi dah namanya pun lelaki aku rasa was-was juga sebab kak Milia tu cantik, takkan Haikal dapat melupakannya dengan mudah setelah lebih lima tahun mereka bercinta. Kau pun tahukan sukar untuk melupakan cinta pertama. Actually, kak Milia pernah datang ke rumah sewaan ku di London selepas aku kembali kesana untuk meyambung study aku. Dia mintak aku menjaga Haikal bagi pihaknya. Tapi kerana kasihankan kak Milia, aku berjanji padanya yang aku rela melepaskan Haikal andaikata Haikal dapat menerima kak Milia semula dalam hidupnya. Tapi aku tak tahu pula apa yang terjadi selepas tu sebab aku sendiri tidak pernah bertemu dengan Haikal selepas pernikahan kami. ” “Aku sendiri tak tahu perasaan Haikal pada Kak Milia selepas insiden dulu tu. Cuma yang aku tahu Haikal ada berpesan pada abah dan ummi supaya cuba tengok-tengokkan aku. Tapi dia sendiri takut hendak bertentang mata denganku kerana dia masih rasa malu dengan peristiwa ditangkap basah empat tahun yang lalu.” “Hanis, bukankah sekarang dia dah kembali kepada kau. Tak kan kau masihmarahkan nya. Kalau akulah, aku tak akan melepaskan dia lagi. Ibarat kata orang-orang sekarang ni, dengan apa yang ada pada Haikal tu, petik jari aje, sepuluh yang datang. Tapi kalau sepuluh-sepuluh yang datang tu semuanya tak ada gigi tentu Haikal sendiri yang lari” Sambung Dilla dengan ketawanya yang macam tak ada fullstop tu. “Bukan sebab itu Dilla. Kau ingat tak yang aku ada beritahu kau yang Haikal tu dah beristeri. Maksud aku isteri ’baru’. Aku ada bertanyakannya secara tak langsung semasa kami keluar dua minggu lepas. Dan dia tidak menafikannya. Malah katanya isteri dia out-station and she’s very open minded. Aku rasa mungkin dia dah kahwin dengan minah saleh le. ” “Jadi kau pernah keluar dengannya sebelum ni…kemana dia bawa kau ?” Tanya Dilla dengan senyum perlinya. “Tak ke mana-mana, aku Cuma temankan dia makan aje. Lagipun Haikal tu bukan jenis orang yang suka ambil kesempatan walaupun aku ni ‘haknya yang sah’. Dia hormatkan perempuan. ” “Betul ke ni Hanis… habis tu drama tadi tu ape…nampak macam dah lost control aje..???” “Actually, apa yang terjadi tu bersebab. Dia cemburukan Hisyam, anak Datuk Zailan. Dia ingat aku ada menjalinkan hubungan dengan Hisyam . Dia kata masa dinner di rumah Datuk semalam, dia tengok dengan mata kepalanya sendiri kemesraan kami. Di tambah pula Datuk pernah beritahunya yang dia berhajat nak bermenantukan aku.” “What!!! Bila masa pulak Datuk tu melamar kau untuk Hisyam ?… Kenapa aku tak tahu pun. ..sampai hati kau Hanis. Kau sembunyikan dari aku. Patutlah aku nampak Datuk tu sayangkan kau lebih dari staf-staf yang lain. Dan si Hisyam tu pun selalu sangat datang office selepas balik kerja especially kalau kau stay back. Kenapa selama ni aku boleh tak perasan. Pandai kau simpan rahsia ni ye Hanis.” Kata Dilla pura-pura merajuk. “Tak ada sebarang hubungan istimewa antara aku dan Hisyam. Ya, dia memang pernah meluahkan hasrat hatinya tapi aku terpaksa tolak. Aku tak mahu berlaku curang Sebabnya ialah…seperti yang kau tahu sekarang ni, …..aku sudah bersuami walaupun pada hakikatnya aku pun tak tahu di mana kesudahannya hubungan aku dan Haikal.” “Hisyam tahu tak yang kau dah jadi isteri orang ?” “Tak, aku tak pernah beritahu sesiapapun kecuali kau sekarang ni dan aku harap kau boleh simpan rahsia ini hingga segala-galanya selesai.” “Jadi, kau ingat adakah Hisyam masih mengharapkan kasih dan cinta kau?”“Aku dah beritahu dia, kalau dia mahukan satu hubungan yang special, sorry.. that’s it dan aku tidak akan berjumpa dengannya lagi. Tapi kalau dia boleh terima aku hanya sebagai kawan, aku sedia meneruskan persahabatan kami. So, Alhamdulillah dia boleh terima dan menghormati aku hanya sebagai kawan.” “Are you sure yang Haikal memang cemburukan Hisyam. ” “Ya. Dia yang cakap tadi. Katanya lagi dia sebenarnya datang nak menuntut haknya. Kalau dulu mungkin aku belum bersedia, tapi sekarang aku dah cukup dewasa untuk memikul tanggung jawab sebagai seorang isteri dan…dan menjadi ibu kepada anak-anaknya. Dia juga kata betapa dia telah mensia-siakan masa selama empat tahun ini. Kalau tidak dah tentu dia dah jadi seorang ayah. ” “Tapi Hanis, aku rasa tindakannya tu betul ,walaupun tak 100 % . Dan kau pula… apa keputusan kau ?” “Aku beritahu Haikal yang kami perlu kepejabat Kadi untuk mintak penjelasan. Ye la. Aku pun bukannya pandai sangat bab nikah ni. Lagipun dah empat tahu masa berlalu. Aku nak kepastian dari mereka-mereka yang arif sebelum aku…..sebelum akuuuu …..” “Apa susah sangat nak cakap. Kau ingat aku ni budak-budak lagi ke. Aku pun dah layak bergelar isteri tau. Umurpun dah lebih dari cukup. Cuma tak ada jodoh aje lagi. Tapi tadi kan Haikal kata yang “aksi’ kamu berdua tu ‘halal’ kan. So why worry. Sebabnya dia tahu hak untuk cerai-berai ni kan di tangan orang lelaki. So selagi ayat tu tak keluar dari mulutnya, of course le yang kau tu masih isteri dia. Ataupun kau cemburukan isteri baru dia ni tak….aaa .” “Bukan macam tu..Tapi walau apapun yang terjadi esok, aku mesti membuat keputusan .Aku tak mahu ada hati yang menderita kerana aku. Kalaupun dia sudah beristeri baru, aku rasa aku tak sanggup berkongsi kasih. Aku akan berundur kerana aku tak mahu ada wanita yang terluka di sebabkan aku. So ,aku harap everything will be fine tomorrow. Aku berdoa supaya Allah memberikan aku kekuatan. “Hanis. Walau apapun yang telah dan akan terjadi esok. Percayalah yang aku masih tetap menyayangi kau . Good night. ” Ucap Dilla sambil tersenyum dan memelukku erat sekali sebelum berlalu ke biliknya.